Hanan Tsabitah | 27 April 2025
Wajar jika anak merasa cemas atau takut saat pertama kali mengunjungi dokter gigi. Suara alat, bau khas klinik, dan suasana asing bisa membuat anak merasa tidak nyaman. Namun, hal ini bisa dicegah jika orang tua mengenalkan dokter gigi sejak dini, bahkan sebelum ada keluhan.
Membawa anak untuk sekadar berkenalan dengan lingkungan klinik dan dokter gigi bisa membangun rasa percaya. Jika pengalaman pertamanya menyenangkan, anak cenderung lebih rileks dan tidak takut di kunjungan berikutnya. Ceritakan juga pada anak bahwa dokter gigi adalah teman yang membantu menjaga gigi tetap kuat dan sehat, bukan sosok yang menakutkan.
Pendekatan yang ramah anak dari dokter, serta dukungan dari orang tua, sangat berperan dalam membentuk persepsi positif terhadap perawatan gigi. Beberapa anak juga merasa senang bila diberi hadiah kecil setelah selesai diperiksa. Hal-hal sederhana seperti ini bisa menciptakan kebiasaan sehat sejak dini, dan membuat anak tidak trauma dengan dokter gigi.
Berapa kali anda sikat gigi dalam sehari? 1 kali? 2 kali? Bahkan ada yang 3 kali? Wah keren sekali ya kalau bisa rajin sampai 3 kali sikat gigi sehari, kapan aja tuh?
L
Lutfi Iqsan Nugrah...
-30 April 2025
Berapa umur anda dulu ketika pertama kali belajar menyikat gigi? Jangan-jangan belum pernah belajar, terus coba-coba aja?
L
Lutfi Iqsan Nugrah...
-30 April 2025
Banyak orang hanya pergi ke dokter gigi saat sudah merasa sakit gigi atau gusi berdarah. Padahal, periksa gigi secara rutin setiap enam bulan justru jauh lebih penting untuk menjaga kesehatan mulut secara menyeluruh. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi masalah sejak dini, bahkan sebelum muncul rasa sakit.
H
Hanan Tsabitah
-28 April 2025